DETEKTIF SQUAD.COM
JAKARTA,- detektifsquad.com – Jakarta, 31 Oktober 2025 – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Agustinus R. Kambuaya, menyampaikan kritik keras terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai lebih fokus pada isu kemanusiaan global, sementara permasalahan pengungsi dalam negeri, khususnya di Papua, diabaikan.
Kritik ini muncul menyusul pernyataan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, yang memastikan dukungan nyata Indonesia kepada rakyat Palestina, termasuk dengan menyiapkan lahan investasi pertanian seluas 10.000 hingga 15.000 hektar di Kalimantan Utara. Mentan Amran Sulaiman menyatakan bahwa proyek ini adalah bentuk dukungan kemanusiaan. “Membantu Palestina bukan hanya soal pangan, tapi soal kemanusiaan,” ucapnya di Jakarta, Kamis (30/10/2025)

Menanggapi hal tersebut, Agustinus R. Kambuaya, dengan nada tersayat hati, menyindir kondisi ini dengan peribahasa: “Semut di seberang lautan kelihatan tetapi Gajah di depan mata sendiri tidak kelihatan.”
Pengungsi Papua Terlupakan
Kambuaya menyoroti nasib pengungsi dari 62 Distrik dan Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya, yang terusir dari kampung halaman mereka akibat konflik sejak tahun 2018. Mereka terpaksa hidup terasing dan menumpang di berbagai kota tanpa adanya solusi permanen.
”Belum ada solusi permanen konflik Papua sehingga belum ada jaminan kepastian kapan mereka akan pulang,” tegas Kambuaya. Ia menambahkan bahwa menjelang penutupan Tahun 2025, momen Natal yang seharusnya dirayakan dengan sukacita dan berkumpul bersama keluarga di kampung halaman, menjadi kemustahilan bagi para pengungsi konflik Papua.
Keadilan Sosial Menjadi Pertanyaan

Anggota DPD RI ini menegaskan bahwa jika kebijakan dan perhatian yang setara tidak diberikan kepada pengungsi di Papua, maka Pancasila Sila Ke-5, ‘Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia’, dianggap telah mati.
Menurutnya, Pancasila berfungsi sebagai landasan filosofis dan pedoman moral bangsa. Oleh karena itu, Kambuaya menuntut adanya keadilan dalam kebijakan, keadilan dalam program, dan keadilan dalam kemanusiaan.
”Solidaritas untuk Palestina harus sama juga dengan solidaritas untuk Konflik Papua,” pungkasnya.-(Red-DS-TR)
